Dasar pembuatan film
dibagi menjadi 3 :
1 . Pra produksi
menyiapkan script cerita , penjabaran cerita , casting pemain, menyiapkan costum , pengumpulan alat-alat pendukung ,penentuan shot yang baik , pembuatan story board , pembuatan rancangan anggaran
2 . Produksi
proses dimana pengambilan gambar berlangsung .disinilah bagian terpenting akting pemain menentukan bagus tidaknya film tersebut kedepannya.
3. Pasca produksi
bagian ini dimana proses editing berlangsung .
Adobe Premiere Pro CS6 , Corel VideoStudio Pro , U lead Video Studio
Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah :
1.Temukan Ide Cerita
Kalau tak ada ide cerita, walaupun Anda punya kamera yang mahal dan bagus, film tak tercipta juga. Untuk itulah, dalam proses produksi film, langkah pertama adalah temukan ide cerita Anda. Usahakan cerita dengan ide yang baru dan unik. Belum pernah ada sebelumnya. Riset Ini tak kalah penting. Riset inilah yang akan membawa film ada mempunyai reputasi yang tinggi. Apalagi kalau Anda sedang ingin membuat film bergenre sejarah. pada tahap awal ini pembuatan naskah juga penting
Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai
penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music,
ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
Tapi sebuah naskah juga harus disertai yang namanya dialog. Jangan
njelaskan kesana-kemari tapi percakapannya nol (kecuali film bisu, tapi
karena kita tidak sedang bicarain film bisu, kita tidak usah
membicarakannya disini). Banyak sekali tipe dialog, tapi yang pasti,
dialog yang baik adalah dialog yang yang bisa menjelaskan/menggambarkan
suasana hati, keadaan, dan situasi yang dialami para karakternya, yang
sedang terjadi dalam suatu scene adegan. Ada dialog yang sangat
sederhana, sampai dialog yang sangat dalam hingga kita seakan-akan ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh para pemain film yang bersangkutan,
bahkan tak sedikit terdapat dialog yang konyol dan terkesan membodohi
audiensnya. Banyak sekali macamnya. Tergantung kita ingin memakai yang
seperti apa.
Contoh dialog bawah ini adalah potongan dialog dalam film Batman Begins,
dimana kebanyakan dialog yang bertebaran sepanjang keseluruhan durasi
film ini memiliki kekuatan di atas rata-rata & menurut saya ini
adalah salah satu film dengan bahasa berat namun mudah dicerna, memiliki
banyak makna dalam setiap scene adegannya, plot twist, serta jumping
scene yang maju mundur, namun kita, para audiensnya, saya yakin bisa
menerimanya atau bahkan ikut larut terbawa arus penceritaan didalamnya.
Adapun potongan dialog tersebut adalah sbagai brikut:
(Sebuah scene di sebuah lift di dasar terowongan BatCave, ketika api menjilat-jilat panas nun jauh di atas sana)
Alfred : kenapa kita jatuh, Tuan Wayne?
Bruce Wayne : (diam keheranan sambil menatap Alfred)
Alfred : (Sambil tersenyum, ia menjawab) Supaya kita bisa belajar bangkit kembali.
Bruce Wayne : Belum hilangkah keyakinanmu padaku?
Alfred : (menjawab dengan suara lantang dan penuh rasa optimis, dengan tetap tersenyum) Tidak pernah.
2.Casting
ini terkait dengan rekruitment tokoh. Proses seleksi dan pencarian tokoh berbakat yang akan memerankan film tersebut. Baik itu tokoh utama, maupun tokoh tambahan. Dalam beberapa adegan, mungkin akan terjadi adegan ekstrem seperti perkelahian atau adegan ekstrem lainya. Untuk itu diperlukan tokoh pengganti. Dalam proses inilah semua itu berlangsung.
3.Shooting
Proses ini adalah tahap pengambilan gambar. Dalam proses ini sang sutradara menjadi ujung tombak dalam mengarahkan kameramen melakukan kerja-kerjanya. Memang, kameramen pasti punya cukup keahlian untuk mengambil gambar. Tapi, sang sutradaralah yang menentukan bagaimana sudut pandang pengambilan gambar, mana yang harus ditonjolkan dsb. Begitu juga, saat shooting ini, sang sutradara juga mengarahkan tokoh-tokoh atau pemeran film tersebut agar sesuai dengan skenario yang telah disusun sebelumnya.
jika dalam film tidak memakai variasi pengambilan gambar pasti akan membuat penonton jenuh . Berikut beberapa jenis teknik pengambilan gambar pada shootingExtreme long shoot
Dikenal pula sebagai extra long shoot, yaitu teknik fotografi dalam pengambilan gambar dimana objek maupun ambience disekitarnya terlihat secara keseluruhan. Pada pengambilan gambar seperti ini hal-hal yang ingin ditonjolkan selain objek utama adalah situasi dan kondisi dari keadaan sekitar. Oleh karena itu diperlukan sebuah komposisi yang tepat agar objek utama dan latar menjadi sebuah kesatuan yang menarik
Penggunaan teknik ini sangat cocok buat obyeknya berjumlah banyak dan bergerombol. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan keadaan segerombolan dari yang sedang melakukan demonstrasi kenaikan upah minimum.
Long Shoot
Long shoot, hampir serupa dengan extra long shoot akan tetapi pada teknik pengambilan gambar ini lebih digunakan untuk memperhatikan figure seseorang secara keseluruhan dimana seluruh badan objek akan terlihat.
Fungsi dari teknik fotografi ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas dengan keluasan suasana lingkungan dimana obyek berada. Long shoot biasanya menyisakan area kosong yang seakan-akan merupakan area beraktivitas objek foto.
Medium Long Shoot
Medium long shoot adalah sebuah teknik fotografi dalam pengambilan gambar dimana ruang pengambilannya sedikit lebih sempit dibandingkan teknik pengambilan long shoot. Pada pemotretan prewedding ruang pengambilan gambar dari tipe shoot ini dimulai dari bagian sekitar lutut sampai dengan batas kepala.
Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. keseluruhan hasil bidikan obyek mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia, dengan kondisi lingkungan lebih luas dari pada framenya Medium Shot, namun secara substansinya tidak mengurangi makna dari peristiwa yang ditampilkan.
Medium shoot
Medium shoot merupakan teknik fotografi dalam pengambilan gambar jarak menengah, dimana batas pemotongan objek adalah dari bagian pinggang ke atas. Pengambilan gambar dengan menggunakan medium shoot baik untuk bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Cara ini sangat tepat digunakan untuk foto prewedd karena umummnya foto prewedd banyak mengambarkan bahasa tubuh objek.
Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas, dimana pada keseluruhan obyek dalam pengadegannya mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia.
Medium close up
Medium close up merupakan teknik pengambilan gambar dengan ruang pengambilan di antara medium shoot dan close up, dimulai dari bagian dada ke atas. Teknik fotografi seperti ini mampu menangkap ekspresi wajah lebih jelas. Sebaiknya gunakan untuk menangkap ekspresi-ekspresi kebahagian obejk foto anda dan sangat bagus bila foto-foto tersebut berupa candid.
Fungsi dari teknik ini mirip dengan Close-Up yaitu ingin menyampaikan karakter dari keadaan obyek sebenarnya detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seseorang lagi menangis, takut, terharu, tertawa serta yang lainnya
Close up
Dalam pengambilan gambar close up, bagian tubuh yang di foto adalah dari batas bahu sampai dengan batas kepala. Selain digunakan untuk menangkap ekspresi wajah seseorang, teknik pengambilan gambar ini juga baik digunakan untuk memperlihatkan detail-detail seperti kerutan-kerutan di wajah yang terkadang membuat sebuah foto terlihat dramatis. Fungsi dari teknik fotografi ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga karakternya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Pada saat anda mengambil foto close up, ada baiknya objek foto diajak berbicara sehingga anda benar-benar bisa menangkap ekspresi dan tidak perlu dihitung saat pengambilan fotonya agar benar-benar terlihat natural.
Big Close Up
Cara ini serupa dengan close up, pengambilan gambar ini baik untuk menangkap sebuah ekspresi dan detail-detail pada wajah seseorang yang membedakan hanya batas pengambilan gambar dengan mengcrop sedikit di bagian dahi dan dagu. Karena temanya masih close up, maka tidak akan jauh beda close diatas. Teknik fotografi seperti ini akan benar-benar lebih menekankan pada ekspresi sang objek. Yang perlu diperhatikan adalah agar dalam meng crop foto berhati-hati pada bagian bawah dahi agar tidak terlalu banyak agar tidak merusak estetika foto.
Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang hanya fokus pada salah satu bagian tertentu. Bisa digunakan untuk memperlihatkan bagian tubuh atau wajah yang terunik atau bagian yang menjadi ciri dari seseorang, misalnya: extreme close up pada bagian mata atau bibir yang mungkin merupakan salah satu bagian terindah dari wajah objek anda. Sebenarnya tidak melulu pada bagian wajah yang di close up, bila anda menganggap bagian tubuh lain menjadikan penanda seseorang maka bisa dijadikan fokusnya, asalkan (maaf) tidak focus ke area-area terlarang dari tubuh J, semisal si objek menggunakan jam di tangan yang merupakan ciri si objek maka tangan plus jam bisa dijadikan focus utama. Teknik fotografi ini akan mengajak pemirsa yang melihat untuk bervisualisasi karena foto jenis ini semacam menebak-nebak dan membangkitkan rasa penasaran yang mellihat.
Dalam implementasinya teknik ini sering dipadukan dengan low angle sehingga foto yang dihasilkan terlihat lebih menarik.
Two shoot
Pengambilan gambar yang menampilkan 2 objek secara bersamaan. Karena hal tesebutlah maka teknik fotografi seperti ini sering digunakan pada foto-foto prewedding. Umumnya foto akan menunjukkan aktivitas keseharian, foto-foto seperti ini agak sulit bila koordinasi kedua objek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar